
Harga bitcoin meroket secara konstan sejak Desember 2020 hingga Januari 2021. Tercatat pada Rabu (6/1/2021) harga Bitcoin bertengger di posisi US $35ribu , atau setara dengan Rp 490juta rupiah.
Beberapa komunitas dan juga para analis cryptocurrency mengutarakan hipotesisnya mengenai penyebab naiknya harga Bitcoin kali ini. Setidaknya tiga faktor yang sangat berpengaruh meroketnya harga Bitcoin di awal tahun 2021 ini adalah permintaan yang banyak dari beberapa investor retail, investor institusi dan juga investor whale (paus) yang menjadikan trader Bitcoin bisa mengambil cuan dari kejadian ini.
Menurut Eric Wall, yang merupakan CEO dana Arcane Assets menuturkan bahwa adanya peningkatan permintaan terhadap Bitcoin. Selain itu data pencarian Google Trends mengenai Bitcoin akhir-akhir ini meningkat sangat pesat.
CEO dan juga pendiri perusahaan cryptocurrency Simplex, yakni Nimrod Lehavi juga memberikan opini yang sejalan. Tetapi menurut pengamatannya minat investor retail hanya sebagai hal yang mendorong naiknya harga Bitcoin. Dia juga mengungkapkan data bahwa pengguna Simplex sebelumnya membelenjakan 90% dari total aset mereka untuk membeli Bitcoin, tetapi kini turun hingga 50%. Ada kemungkinan investor mulai mencari Bitcoin berikutnya dan semua mata tertuju pada USDT dan ETH.
Salah satu penyebab kuat naiknya harga Bitcoin adalah Hedge fund yang merupakan platform besutan mantan direktur komunikasi di Gedung Putih, Anthony Scaramucci membuka Bitcoin Fund pada Senin kemarin (04/01). Sementara CEO MicroStrategy, yakni Michael Saylor berencana akan telah menghabiskan uangnya untuk membeli Bitcoin sebanyak US$650juta.
Laporan terakhir dari Glassnode adalah hanya tersisa 22% Bitcoin yang bisa dijualbelikan, ini dikarenakan investor institusi telah memborong sebagian besar suplai Bitcoin dan mendorong permintaan lebih tinggi lagi. Otomatis bull run terjadi dari bulan Desember hingga Januari.
Selain investor besar, ada juga whale investor atau investor paus yang melakukan pergerakan besar. Adanya perpindahan dana dai wallet utama Coinbase Pro sebesar US$ 1,1milyar menjadikan pemicu utama beberapa komunitas trading untuk menghidupkan bot trading untuk membeli Bitcoin.
Penarikan dana besar tersebut merupakan indikasi bahwa akan terjadi pembelian besar yang kita semua belum ketahui teknisnya bagaimana. Beberapa orang masih menduga-duga bahwa perpindahan dana tersebut adalah antara dompet internal.
Crosby mengatakan bahwa harga Bitcoin juga akan tetap memiliki volatilitas yang tinggi sepanjang akhir pekan. Karena akan terjadi banyak koreksi harga. Tidak ada yang perlu di takutkan, karena harga Bitcoin bisa menjadi dua kali lipat dari harga saat ini pada Q1 2021 atau Q2 2021.