
ICONEWSMEDIA.COM – Cerita berawal dari sebuah bengkel mobil dimana seseorang bernama Carter yang diperankan oleh Morgan Freeman sedang di tes kecerdasannya. Diberikan pertanyaan-pertanyaan sejarah tentang amerika dan penemuan benda-benda penting, Carter terlihat memiliki ingatan yang kuat dan berkarakter pandai.
Lalu kemudian telepon berdering, dan diangkat oleh Carter yang ternyata telepon tersebut adalah dari istrinya yaitu Ginie. Wajah Carter sontak murung dan dia menjatuhkan puntung rokonya ke lantai lantaram shock berat mendengar berita bahwa dirinya harus dirawat di rumah sakit karena penyakit kanker.
Pada waktu yang bersamaan, pria bernama Edward Cole yang merupakan pengusaha kaya raya juga harus dirawat dan dioperasi di rumah sakit. Edward Cole adalah pemilik rumah sakit dan memiliki banyak bisnis, sehingga dia mampu hidup mewah setiap harinya.
Secara tidak sengaja Edward dan Carter dirawat pada sebuah ruangan yang sama. Mereka berdua mengalami penyakit kanker yang mana sisa hidup mereka bisa dihitung. Edward yang tadinya sangat cuek dengan Carter, perlahan mulai hangat dan saling mengobrol. Waktu demi waktu mereka habiskan di kamar yang sama.
Pada suatu hari Carter membuat sebuah catatan yang berisi daftar hal-hal yang akan dilakukannya setelah keluar dan sembuh dari rumah sakit. Dia menuliskan dengan pena di kertas kosong sambil berbaring di tempat tidurnya. Kemudian dokter rumah sakit datang dan memberi tahu bahwa usia Edward dan Carter tidak akan lebih dari satu tahun lagi.
Mendengar berita tersebut, Edward dan Carter shock dan kaget. Mereka merenung dan menampakkan wajah murung. Kertas yang berisi catatan dari Carter pun dibuang, karena merasa tidak memerlukannya lagi.
Keesokan harinya Edward mengambil kertas yang dibuang oleh Carter tersebut. Dia memahami bagaimana kondisi pikiran dan hati Carter, karena Edward juga memiliki umur yang hanya tersisa sedikit saja.
Kemudian, Edward menambahkan beberapa daftar tambahan tepat dibawah tulisan Carter. Daftar kegiatan yang harus dilakukan setelah sembuh bertambah banyak, tetapi Carter mengabaikan catatan tersebut karena tidak memungkinkan untuk dilakukan lagi.
Edward menyadarkan Carter, bahwa di sisa hidupnya yang kurang setahun ini, alangkah buruknya jika mereka hanya merenungi dan menunggu nasib di peti mati. Edward meneguhkan hati Carter untuk membantunya menyelesaikan daftar kegiatan yang mereka buat. Tanpa pikir panjang, Carter menyetujuinya.
Edward dan Carter melakukan kegiatan yang penuh dengan hal menyenangkan dan merealisasikan apa yang mereka idamankan sejak dulu. Merea melakukan terjun payung, membuat tato, berlibur ke luar negeri, pergi ke Afrika, berlibur ke India, dan menyelesaikan kegiatan-kegiatan lainnya. Setiap tugas yang mereka selesaikan, dia mencoret list yang ada di daftar.
Kemudian ketika daftar kegiatan tinggal sedikit,Carter berniat memperbaiki hubungan Edward dengan anaknya yang lama retak. Tetapi usaha tersebut gagal.
Lalu di malam yang sama, Carter jatuh pingsan dan harus melakukan perawatan dirumah sakit. Benar saja, usianya akan berakhir malam itu. Sebelum Carter istirahat selamanya, dia menjelaskan bahwa Kopi Luwak yang sangat disukai Edward adalah bersal dari kotoran binatang. Dan mereka pun tertawa terbahak-bahak.
Meninggalnya Carter menjadi pukulan berat terhadap Edward, dimana dia harus menyelesaikan daftar kegiatan itu sendirian.
Dengan gagah berani Edward memberanikan diri utnuk berdamai dengan anaknya dan mencium wanita tercantik didunia, yaitu cucunya sendiri.
Tak lama setelah itu, dia meninggal. Seluruh harta milik Edward diwariskan kepada Tim, yang merupakan asisten pribadinya.
Ketika Edward meninggal, masih ada satu daftar lagi yang belum diselesaikannya, yakni Witness something truly majestic (Menyaksikan sesuatu yang benar benar agung).
Pantas saja, Edward berpesan agar abu mayatnya di tempatkan di puncak gunung Himalaya, yang merupakan ujung tertinggi di bumi ini. Edward berwasiat kepada Tim untuk melakukan tugas terakhir itu, dan mencoret tugas terakhir yang ada di kertas tersebut.
Tamat